Selasa, 29 Januari 2013

> KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Seorang muslim yang paripurnaa adalah nalar dan hatinya bersinar, pandangan akal dan hatinya tajam, akal pikir dan nuraninya berpadu dalam berinteraksi dengan Allah dan manusia, sehingga sulit diterka mana lebih dulu berperan kejujuran jiwanya atau kebenaran akalnya. Sifat kesempurnaan ini merupakan karakter Islam, yaitu agama yang membangun kemurnian aqidah atas dasar kejernihan akal dan membentuk pola pikir teologis yang menyerupai bidang-bidang ilmu eksakta, karena dalam segi aqidah, Islam hanya menerima hal-hal yang menurut  ukuran akal sehat dapat diterima sebagai ajaran aqidah yang benar dan lurus.
Konsep ketuhanan dalam islam mulai muncul setelah wafat-Nya Rasulullah Muhammad SAW. Karena muncul beberapa aliran yang sifatnya tradisional dan modern. Sering sekali terjadi pendapat dan tafsiran terhadap Al-quran dan Hadits. Ada yang melihat secara tekstual dan ada yang melihat secara kontekstual.
Dalam islam konsep ketuhanan merupakan hal utama dan paling awal yang harus diperbaiki karena itu merupakan pondasi yang menopang kehidupan keislamannya nanti. Pondasi itu harus benar-benar kuat dan kokoh karena kalau tidak itu akan mengurangi h[1]akekat keislaman seorang manusia.
Pembuktian wujud tuhan seorang islam atau pembuktian wujud Allah sangatlah susah karena tidak ada yang pernah dan bisa melihat Allah tapi hal yang harus kita ketahui bahwa manusia tidak mungkin bisa ada tanpa pencipta, dunia dan alam ini tidak mungkin bisa ada tanpa pencipta.Tidak mungkin semua hal itu bisa ada tanpa adanya sang pencipta. Dan penciptanya itu adalah Allah. Manusia, hewan, dan alam ini adalah akibat sedangkan akibatnya adalah Allah SWT.
Keimanan seseorang tumbuh dari lingkungan, seorang anak yang lahir dari keluarga yang bagus ibadahnya kemungkinan besar ibadahnya juga bagus, keimanan akan tumbuh dengan baik ketika kita pelihara, harus ada pembiasaan dalam melakukan ibadah.
Beriman kepada allah tidak hanya sekedar mengucapkan tapi harus dikuatkan dalam hati dan dibuktikan lewat perbuatan. Perbuatan yang kami maksud adalah perbuatan [2]yang sesuai dengan ajaran agama islam.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Seperti apakah filsafat ketuhanan dalam islam ?
2.      Bagaimana pembuktian wujud tuhan dalam islam ?
3.      Bagaimana proses terbentuknya iman ?
4.      Bagaimana keimanan dan ketakwaan seseorang ?

C.    MANFAAT
1.    Mengetahui filsafat ketuhanan dalam islam
2.    Mengetahui pembuktian wujud tuhan dalam islam
3.    Mengetahui proses terbentuknya iman
4.    Mengetahui keimanan dan ketakwaan seseorang


BAB II
PEMBAHASAN

A.FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM
Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, maka dipakai pendekatan yang disebut filosofis. Bagi orang yang menganut agama tertentu (terutama agama Islam, Kristen, Yahudi), akan menambahkan pendekatan wahyu di dalam usaha [3]memikirkannya. Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia dengan pendekatan akal budi tentang Tuhan. Usaha yang dilakukan manusia ini bukanlah untuk menemukan Tuhan secara absolut atau mutlak, namun mencari pertimbangan kemungkinan-kemungkinan bagi manusia untuk sampai pada kebenaran tentang Tuhan.
meyakini adanya Tuhan adalah masalah fithri yang tertanam dalam diri setiap manusia, namun karena kecintaan mereka kepada dunia yang berlebihan sehingga mereka disibukkan dengannya, mengakibatkan mereka lupa kepada Sang Pencipta dan kepada jati diri mereka sendiri. Yang pada gilirannya, cahaya fitrah mereka redup atau bahkan padam.
Walaupun demikian, jalan menuju Allah itu banyak. Para ahli ma’rifat berkata, “Jalan-jalan menuju ma’rifatullah sebanyak nafas makhluk.” Salah satu jalan ma’rifatullah adalah akal. Terdapat sekelompok kaum muslim, golongan ahli Hadis (Salafi) atau Wahabi, yang menolak peran aktif akal sehubungan dengan ketuhanan. Mereka berpendapat, bahwa satu-satunya jalan untuk mengetahui Allah adalah nash (Al Quran dan Hadis). Mereka beralasan dengan adanya sejumlah ayat dan riwayat yang secara lahiriah melarang menggunakan akal (ra’yu). Padahal kalau kita perhatikan, ternyata Al Quran dan Hadis sendiri mengajak kita untuk menggunakan akal, bahkan menggunakan keduanya ketika menjelaskan keberadaan Allah
            Perkataan illah, yang selalu diterjemahkan “Tuhan.Dalam bahasa Alquran dipakai u[4]ntuk menyatakan berbagai objek yang dibesarkan dan dipentingkan oleh manusia, misalnya dalam QS.Al jatsiyah (45) ; 23 :


            Contoh ayat diatas menunjukkan bahwa perkataan illah bisa mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun benda nyata (Fir’aun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja).Untuk dapat mengerti dengan definisi Tuhan atau Illah yang tepat, berdasarkan logika Alquran sebagai berikut :
            Tuhan (Illah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) olseh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
            Dalam ajaran islam diajarkan “la ilaaha illa Allah”. Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti seorang muslim harus membersihkan diri dari segala macam tuhan terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan yaitu Allah.



B. PEMBUKTIAN WUJUD TUHAN
            Adanya alam organisasinya yang menakjubkan dan rahasianya yang pelik, tidak boleh memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya, suatu akal yang tidak ada batasnya. Setiap manusia normal percaya bahwa dirinya “ada” dan percay pula bahwa alam ini “ada”. Dengan dasar itu dan dengan kepercayaan inilah dijalani setiap bentuk kegiatan ilmiah dan kehidupan.
            Jika percaya tentang eksistensi alam, maka secara logika harus percaya tentang adanya Pencipta Alam. Pernyataan yang mengatakan: percaya adanya makhluk, tetapi menolak adanya Khaliq adalah suatu pernyataan yang tidak benar. Belum pernah diketahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan. Segala sesuatu bagaimanapun ukurannya, pasti ada penyebabnya. Oleh karena itu bagaimana akan percaya bahwa alam semesta yang demikian luasnya, ada dengan sendirinya tanpa pencipta ?
Dalam al-Quran, penggambaran tentang pengakuan akan eksistensi Tuhan dapat ditemukan dalam Q.S al-Ankabut, 29: 61-63. Dalam ayat 61-63 dijelaskan bahwa: “bangsa arab yang penyembah berhala tidak menolak eksistensi pencipta langit dan bumi.
            Berdasarkan kandungan ayat ini, dapat dipahami bahwa bangsa arab sesungguhnya telah memahami dan meyakini akan eksistensi tuhan sebagai pencipta langit dan bumi serta pengaturnya. Namun menurut al-Quran, ada segelintir anak manusia yang menolak  eksistensi tuhan, seperti penggambaran al-Quran dalam Q.S. al-Jasyiah (45): 24. Ayat ini  menegaskan bahwa: “mereka berkata: “ kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan didunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.” Penolakan akan eksistensi tuhan oleh sebagian kecil manusia itu, hanya didasarkan pada dugaan semata dan tidak didasarkan pada pengetahuan yang meyakinkan seperti ditegaskan dalam klausa penutup ayat 24 tersebut, yaitu:”mereka sekali kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.
            Banyak sekali ayat yang terkandung dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang keberadaan Allah sebagai tuhan semesta alam seperti yang terkandung dalam surah Ali-Imran ayat 62 yang artinya “sesungguhnya ini adalah kisah yang benar.Tidak ada tihan selain Allah,dan sungguh Allah MahaPerkasa , Mahabijaksana.
            Keesaan Allah adalah mutlak. Ia tidak dapat didampingi atau disejajarkan dengan yang lain. Sebagai umat Islam, yang mengikrarkan kalimat syahadat La ilaaha illa Allah harus menempatkan Allah sebagai prioritas utama dalam setiap tindakan dan ucapannya.

C. PROSES TERBENTUKNYA IMAN
            Benih iman yang dibawah sejak dalam kandungan memerlukan pemupukan yang berkesinambungan. Benih yang unggul apabila tidak disertai pemeliharaan yang intensif, besar kemungkinan menjadi punah. Demikian pula halnya dengan benih iman. Berbagai pengaruh terhadap seseorang akan mengarahkan iman/kepribadian seseorang, baik yang datang dari lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan, maupun lingkungan termasuk benda-benda mati seperti cuaca, tanah , air, dan lingkungan flora serta fauna.
            Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung, baik yang disengaja maupun tidak disengaja amat berpengaruh terhadap iman seseorang. Tingkah laku orang tua dalam rumah tangga senantiasa merupakan contoh dan teladan bagi anak-anak. Dalam hal ini Nabi SAW bersabda, “setiap anak, lahir membawa fitrah, Orang tuanya yang berperan menjadikan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani, atau majusi”.
            Pada dasarnya, proses pembentukan iman juga demikian. Diawali dengan proses perkenalan, kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran Allah adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah, maka orang tersebut tidak mungkin beriman kepada Allah.
            Disamping proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, karena tanpa pembiasaan, seseorang bisa saja semula benci berubah menjadi senang. Seorang anak harus dibiasakan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi hal-hal yang dilarang-Nya, agar kelak setelah dewasa menjadi senang dan terampil dalam melaksanakan ajaran-ajaran Allah.



D. KEIMAN DAN KETAKWAAN
Iman atau kepercayaan merupakan dasar utama dalam memeluk suatu agama karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk melakukan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh keyakinannya tersebut atau dengan kata lain iman dapat membentuk orang jadi bertaqwa.
Dalam surah Al-Baqarah 165 dikatakan bahwa orang beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah. Oleh karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat cinta dan yakin terhadap ajaran Allah yaitu Al-Quran. Jika kita ibaratkan dengan sebuah bangunan , keimanan adalah pondasi yang menopang segala sesuatu yang berada diatasnya, yang kokoh tidaknya bangunan itu sangat tergantung pada kuat tidaknya pondasi tersebut. Meskipun demikian keimanan saja tidak cukup ia harus diwujudkan dengan amal perbuatan yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama yang kita anut. Keimanan tidaklah sempurna jika hanya diyakini dalam hati tapi juga ha[5]rus diwujudkan dengan diikrarkan oleh lisan dan dibuktikan dengan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
Keimanan adalah perbuatan yang bila diibaratkan pohon, mempunyai pokok dan cabang. Iman bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim berbuat amal shaleh.seseorang dikatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai keyakinannya.
Berbicara msalah keimanan , kita bisa melihat takaran keimanan seseorang dari tanda-tandanya seperti :
1.      Jika menyebut atau mendengar nama Allah hatinya bergetar, dan berusaha agar Allah tidak lepas dari ingatannya.
2.      Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan keimanan
3.      Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakan perintahnya
4.      Menafkahkan rizky yang diperolehnya di jalan Allah
5.      Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan
6.      Memelihara amanah dan menepati janji
Manfaat da[6]n pengaruh Iman dalam kehidupan manusia :
1.      Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda
2.      Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
3.      Iman memberikan ketentramann jiwa
4.      Iman mewujudkan kehidupan yang baik
5.      Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
            Takwa berasal dari kata waqa, yaqi,wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi, maka secara etimologi taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam secara utuh dan konsisten (istiqomah). hakikat takwa  sebagaimana yang disampaikan oleh Thalq bin Hubaib, “Takwa adalah engkau melakukan ketaatan kepada Allah berdasarkan nur (petunjuk) dari Allah karena mengharapkan pahala dari-Nya. Dan engkau meninggalkan maksiat kepada Allah berdasarkan cahaya dari Allah karena takut akan siksa-Nya."
            Kata takwa juga sering digunakan untuk istilah menjaga diri atau menjauhi hal-hal yang diharamkan, sebagaimana dikatakan oleh Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ketika ditanya tentang takwa, beliau mengata-kan, “Apakah kamu pernah melewati jalanan yang berduri?” Si penanya menjawab, ”Ya”. Beliau balik bertanya, “Lalu apa yang kamu lakukan?” Orang itu menjawab, “Jika aku melihat duri, maka aku menyingkir darinya, atau aku melompatinya atau aku tahan langkah”. Maka berkata Abu Hurairah, ”Seperti itulah takwa.”

           
Karakteristik orang yang bertakwa secara umum dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori / indikator ketaqwaan:
1.      Iman kepada Allah,iman kepada Malaikat, Kitab-kitab dan para nabi, dengan kata lain instrumen ketaqwaan yang pertama ini dikatakan dengan memelihara Fitrah Iman.
2.      Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang0orang miskin, orang-orang yang putus di perjalanan, Atau dengan kata lain mencintai umat manusia.
3.      Mendirikan shalat dan zakat
4.      Menepati janji
5.      Sabar disaat kepayahan, dan memiliki semangat perjuangan
Hubungan Takwa dengan Allah SWT
            Seseorang yang bertakwa (muttaqin) adalah orang yang menghambakan dirinya kepada Allah dan selalu menjaga hubungan dengan-Nya setiap saat. Memelihara hubungan dengan Allah terus menerus akan menjadi kendali dirinya sehingga dapat menghindari dari kejahatan dan kemungkaran dan membuatnya konsisten terhadap aturan-aturan Allah. Karena itu inti ketaqwaan adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
            Memelihara hubungan dengan Allah SWT dimulai dengan melaksanakan tugas (ibadah) secara sungguh-sungguh dan ikhlas, dan memelihara hubungan dengan Allah dilakukan juga dengan menjauhi perbuatan yang dilarang Allah.
Hubungan Takwa dengan sesama manusia
            Hubungan dengan Allah menjadi dasar bagi sesama manusia yang bertakwa akan dapat dilihat dari peranannya ditengah-tengah masyarakat. Sikap takwa tercermin dalam bentuk kesediaan untuk mendorong orang lain, melindungi yang lemah dan berpihak pada kebenaran dan keadilan
Hubungan Takwa dengan Diri sendiri
1.      Sabar, yaitu sikap diri menerima apa saja yang datang kepada dirinya, baik perintah, larangan, maupun musibah yang menimpanya. Sabar terhadap perintah adalah menerima dan melaksanakan perintah dengan ikhlas. Dalam melaksanakan perintah terhadap upaya untuk mengendalikan diri agar perintah itu dapat dilaksanakan dengan baik.
2.      Tawakal, yaitu menyerahkan keputusan segala sesuatu, ikhtiar dan usaha kepada Allah. Tawakal bukanlah menyerah, tetapi sebaliknya usaha maksimal tetapi hasilnya diserahkan seluruhnya kepada Allah yang menentukan.
3.      Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas apa saja yang diberikan Allah atau sesame manusia. Bersyukur kepada Allah adalah sikap berterima kasih terhadap apa saja yang telah diberikan Allah, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Bersyukur dengan perbuatan adalah mengucapkan hamdalah sedangkan bersyukur dengan perbuatan adalah menggunakan nikmat yang diberikan Allah sesuai dengan keharusannya.
4.      Berani, yaitu sikap diri yang mampu menghadapi resiko sebagai konsekuensinya dari komitmen dirinya terhadap kebenaran. Jadi berani berkaitan dengan nilai – nilai kebenaran. Kebenaran lahir dari hubungan seseorang dengan dirinya terutama berkaitan dengan pengendalian dari sifat – sifat buruk yang datang dari dorongan hawa nafsunya.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Ø  Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, maka dipakai pendekatan yang disebut filosofis.
Ø  Manusia, hewan, tumbuhan dan seluruh alam semesta ini lahir pasti ada penyebabnya, pasti ada penciptanya, dan penciptanya itu adalah Allah tuhan bagi seluruh makhluk.
Ø  Keimanan tidka hanya diucapkan lewat bibir, tapi juga harus diyakini dalam hati, dan dibuktikan lewat perbuatan
Ø  Iman atau kepercayaan merupakan dasar utama seseorang dalam memeluk sesuatu agama karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk melakukan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh keyakinannya tersebut atau dengan kata lain iman dapat membentuk orang jadi bertaqwa.
Ø  Takwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhkan larangannya.
Ø   Iman adalah percaya pada pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasul, atau dengan selain ajaran Allah, yang terwujud ke dalam ucapan dan perbuatan.
SARAN
Ø  Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak untuk dapat lebih mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat pula mengerti dan paham akan ketakwaan keimanannya kepada Allah SWT.

Senin, 28 Januari 2013

> Pendalaman Tentang Makrifat, Hakekat, Tarikat, Syariat

Pemahaman yang beredar dalam khasanah sufistik, tasawuf atau mistik Islam bahwa perjalanan spiritual itu dimulai dari menjalankan syariat, memasuki jalan suluk tarekat dengan berdzikir, kemudian berolah pikir di aras hakekat, hingga berujung pada mengenal Tuhan setelah bermakrifat/ bertemu dengan-Nya.
Mohon maaf bila pemahaman tersebut perlu didekonstruksi dan didiskusikan ulang. Sebab keyakinan kita atas hal itu bisa jadi salah.
Menurut saya, proses bahwa perjalanan spiritual itu justeru tidak dimulai dari syari’at, tarekat, hakikat, hingga ma’rifat. Namun lihatlah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, teladan umat muslim justeru yang terjadi adalah kebalikannya:
Perjalanan spiritual justeru dimulai dari makrifat, tarekat, hakikat dan akhirnya sampai pada syariat.
makrifat adalah bertemu dan mencairnya kebenaran yang hakiki: yang disimbolkan saat Muhammad SAW bertemu Jibril, hakikat saat dia mencoba untuk merenungkan berbagai perintah untuk IQRA, tarekat saat Muhammad SAW berjuang untuk menegakkan jalanNya dan syariat adalah saat Muhammad SAW mendapat perintah untuk sholat saat Isra Mikraj yang merupakan puncak pendakian tertinggi yang harus dilaksanakan oleh umat muslim.
Itulah sebabnya, syariat sholat adalah pendakian spiritual yang terkadang justeru dilalaikan oleh kaum sufi dan para ahli spiritual. Padahal, Nabi Muhammad SAW memberi tuntunan tidak seperti itu.
Sholat adalah komunikasi tertinggi serta pertemuan antara Tuhan dan manusia. Sholat juga merupakan pertemuan titik modulasi dimensi yang lahir dan batin antara Tuhan Yang Maha Lahir dan  Maha Batin dengan manusia yang merupakan makhluk satu-satunya yang memiliki SDM untuk mempertemukan titik temu dari dua dimensi tersebut dalam dirinya.
Titik temu itu terletak pada kesadaran. Nah, Bagaimana penjelasan tentang perjumpaan Tuhan dengan manusia? Monggo kita sholat dengan khusyuk. Cari titik paling hening dan nikmatilah wajah Tuhan dan bermesra an lah dengan Dia, Yang Maha Terkasih.
Itu sebabnya, bila Sholatnya bagus maka perilakunya pasti baik, sehingga dari perilakulah kita bisa menakar apakah seseorang itu sudah bermanunggal dengan Tuhannya. Perilaku adalah ibadah yang menjadi Shahadat manusia yang sudah mencapai taraf Insan Kamil, yaitu bermanunggalnya makrokosmos dengan mikrokosmos.

Tingkatan Makrifat, Hakekat, Tarekat, Syariat itu adalah idiom-idiom yang biasa digunakan kalangan tasawwuf atau ahli tarekat.
Apa yang mereka ajarkan itu sebagiannya ada yang benar, namun tidak ada jaminan
semuanya benar.
Sebab kalangan ahli taawwuf dan tarikat itu sendiri
ada banyak ragamnya. Dari yang paling bersih hingga yang paling kotor. Paling
bersih maksudnya adalah bersih dari beragam bentuk bid’ah dan syirik. Di mana
semua yang diajarkannya selalu dilandaskan kepada riwayat dan sunnah-sunnah
Rasulullah SAW dan masih konsekuen dengan hukum-hukum syariah.
Namun tidak sedikit di antaranya yang justru sudah
menginjak-injak syariah itu sendiri serta sulit menghindarkan diri dari khurafat,
bid’ah dan fenomena syirik. Bahkan boleh dibilang sudah keluar dari syariah
Islam yang telah ditetapkan oleh para ulama. Sehingga idiom syariah, tarekah,
makrifat dan hakikat itu hanya sekedar pemanis di bibir. Namun pada hakikatnya
tidak lain merupakan sebuah pengingkaran terhadap syariah serta merupakan
penyimpangan dari manhaj salafus shalih.
Kalau syariah diletakkan paling rendah, akan muncul
kesan bahwa demi kepentingan tarekah, makrifat dan hakikat, syariah bisa
dikesampingkan. Dan paham seperti ini berbahaya bahkan sesungguhnya merupakan
bentuk pengingkaran terhadap agama Islam.
Jangan sampai ada anggapan bahwa bila orang sudah
mencapai derajat makrifat apalagi hakikat, lalu dia bebas boleh tidak shalat,
tidak puasa atau melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syariat itu sendiri.
Kalau ajaran yang Anda tanyakan itu cenderung berpikiran seperti itu, ketahuliah
anda telah salah dalam memilih ulama. Kalau makrifat dan hakikat boleh menyalahi
syariah, maka ulama yang Anda sebut itu tidak lain adalah syetan yang datang
merusak ajaran Islam.
Sebab Rasulullah SAW tidak pernah mengajarkan
makrifat dan hakikat, beliau hanya meninggalkan Al-Quran dan Sunnah sebagai
pedoman dalam menjalankan syariah. Dan tidaklah seseorang bisa mencapai derajat
makrifah dan hakikah, manakala dia meninggalkan syariah.
Semua manusia mempunyai kekurangan, bilamana apa yang saya ketahui ini salah, mohon maaf dan mari berbagi dalam pencerahan sehingga semuanya menjadi terang.

Wallahu a’lam bishshawab, Wassalamu ‘alaikum
warahmatullahi wabarakatuh

di sadur dari perbagai sumber

> Pesan Makrifat Nabi Khidir Kepada Nabi Musa

Pesan Makrifat Nabi Khidir ketika berpisah dengan Nabi Musa, dia (Musa) berkata, “Berilah aku wasiat”. Jawab Nabi Khidir : Wahai Musa, jadilah kamu orang yang berguna bagi orang lain, Janganlah sekali-kali kamu menjadi orang yang hanya menimbulkan kecemasan diantara mereka sehingga kamu dibenci mereka. Jadilah kamu orang yang senantiasa menampakkan wajah ceria dan janganlah sampai mengerutkan dahimu kepada mereka. Janganlah kamu keras kepala atau bekerja tanpa tujuan. Apabila kamu mencela seseorang hanya karena kekeliruannya saja, kemudian tangisi dosa-dosamu, wahai Ibnu Imron! (Al Bidayah Wan Nihayah juz I hal. 329 dan Ihya’ Ulumuddin juz IV hal. 56).
1. “Wahai Musa”, jadilah kamu seorang yang berguna bagi orang lain.
Sebaik-baiknya manusia yang berguna bagi orang lain karena keberadaannya sangat dibutuhkan dan andaikata dia pergi, mereka merasa kehilangan sehingga yang akan dijadikan panutan tidak ada, dan sebagai penggantinya yang setaraf pun tidak ada.
2. Janganlah sekali-kali kamu menjadi orang yang hanya menimbulkan kecemasan diantara mereka sehingga kamu dibenci mereka. Kerukunan dan ketentraman lingkungan didambakan disetiap warga. Dan apabila ada seseorang yang membuat resah masyarakat yang menimbulkan kecemasan mereka, kepergiannya tidak akan dinantikan kedatangannya lagi. Dengan kepergiannya, masyarakat merasa tentram, keberadaannya disetiap yang ditempati selalu dibenci dan bahkan diusir.
3.  Jadilah kamu orang yang senantiasa menampakkan wajah ceria dan janganlah sampai mengerutkan dahimu kepada mereka. Muka cemberut dan kusam menunjukkan wajah atau hati sedih dan kurang senang pada keadaan. Terimalah apa adanya dengan senang hati, jalani saja kehidupan ini dengan ketabahan dan sabar, walaupun pahit dirasa. Kejadian apapun yang kita alami, pasti Allah akan memberikan hikmah dan pelajaran dibaliknya. Dengan demikian kesedihan pun sirna dengan sendirinya, dan wajah kelihatan berseri-seri tampaklah muka ceria.
4.   Janganlah kamu keras kepala, atau bekerja tanpa tujuan. Keras kepala adalah sifat yang harus disingkirkan jauh-jauh, karena bisa mengalahkan sifat-sifat baik lainnya, kalau sifat keras kepala masih mendominasi pada diri yang akibatnya dapat merugikan diri sendiri bekerja pun tak terarah dan sia-sia.
5.  Apabila kamu mencela seseorang, hanya karena kekeliruannya saja. Kemudian tangisi dosa-dosamu.
Menyalahkan orang lain atau mencela tidak diperbolehkan oleh Nabi Khidir karena beliau berlandaskan firman Allah dalam surat Al Insyiqaq ayat 19 : “Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kejadiannya)”.
Manusia diciptakan oleh Allah tingkat demi tingkat, salah satunya tingkat pemahaman belum berubah atau berbeda sebab yang dicela tingkat pemahamannya dibawah yang mencela, logislah yang mencela atau menyalahkan tidak dibenarkan. Orang kelas 3 kok disalahkan oleh orang kelas 5. Seharusnya  kelas 5 yang mengalah, dan harus tahu bahwa perbuatan itu kurang benar, segeralah mohon ampun kepada Allah dan jangan diulangi lagi.
Pesan ke Dua.
Diriwayatkan bahwa setelah Khidir akan meninggalkan Nabi Musa, dia (Khidir) berpesan kepadanya : Wahai Musa, pelajarilah ilmu-ilmu kebenaran agar kamu dapat mengerti apa yang belum kamu fahami, tetapi janganlah sampai kamu jadikan ilmu-ilmu hanya sebagai bahan omongan. (Riwayat Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Asakir).
Faham sesuatu ilmu bukan untuk modal berdebat, menonjolkan sesuatu faham yang berseberangan dan faham yang baru selesai dipelajarinya itu adalah yang paling benar sehingga bangga atas golongannya itu dan mengajak adu argument bahwa dialah yang paling benar sendiri, ini tidak dibenarkan sebab berdebat itu tidak diperbolehkan sebagaimana surat Al Baqarah ayat 139 :
Katakanlah, apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu, bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada Nya kami mengikhlaskan hati”.
Berseberangan faham yang sudah diyakini tidaklah perlu diusik satu sama lain karena masing-masing sudah kokoh dalam keyakinannya hanya saja ajakan orang-orang yang masih ngambang atau yang belum iman.
Pesan ke tiga.
1.  Wahai Musa, sesungguhnya orang yang selalu memberi nasehat itu tidak pernah merasa jemu seperti kejemuan orang-orang yang mendengarkan.
Memberi nasehat kepada orang lain janganlah mengharapkan sesuatu imbalan apapun kecuali ridha Allah dan tugas menyampaikan. Tugas menyampaikan dan mensyiarkan agama Allah adalah tugas setiap umat muslim, firman Allah dalam surat Al Hajj ayat 32 mengatakan :
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati”.
Dan kita sendiri jangan merasa bosan-bosan untuk menengarkan para penceramah itu termasuk tholabul ilmi yang diwajibkan pada setiap muslim, walaupun ilmunya banyak.
2.   Maka janganlah kamu berlama-lama dalam menasehati kaummu.
Berilah nasehat singkat, padat, berisi dan yang penting tidak membosankan.
3.   Dan ketahuilah bahwa hatimu itu ibarat sebuah bejana yang harus kamu rawat dan pelihara dari hal-hal yang bisa memecahkannya.
Iman didalam hati belum tentu sudah kokoh tanpa djaga dan dirawat dan dipelihara karena lapisan luar hati masih dipenuhi oleh hawa nafsu yang selalu mengajak ke arah perbuatan yang kurang baik. Maka dari itu waspadalah dalam menjaga hati jangan sampai hati terpengaruh dari hasutan syaitan yang cara penyusupan penyerangannya lewat hawa nafsu. Begitu hati sudah terkena pengaruh hawa nafsu pecahlah hati ini. Dan hati-hatilah dalam menjaganya.
4.   Kurangilah usaha-usaha duniawimu dan buanglah jauh-jauh dibelakangmu, karena dunia ini bukanlah alam yang akan kamu tempati selamanya.
Dunia yang kita tempati ini tidaklah selamanya kita tempati dan setelah selesai hidup kitapun pindah di alam lain, maka kumpulkan amal kebajikan untuk modal menuai di akhirat nanti. Jangan buang-buang tempo, tanamlah amalmu untuk menggapai kebahagiaan di alam akhirat, apabila tidak ditanami amal kebajikan apa yang diambil disana kita akan rugi di dunia dan di akhirat. Waktu kita di dunia hanya sebentar, tidaklah lama sebagaimana keterangan surat An Naziyat ayat 46 :
“Pada hari mereka melihat hari kebangkitan itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) diwaktu sore atau di pagi hari”.
5.   Kamu diciptakan adalah untuk mencari tabungan pahala-pahala akhirat nanti.
Semua makhluk yang bernama manusia beramar ma’ruf nahi munkar. Mengerjakan amal yang baik untuk bekal di akhirat serta mencegah hal yang munkar untuk diri sendiri dan dilanjutkan kepada orang lain yang menjalani hal yang munkar yang dilarang.
6.  Bersikap ikhlaslah dan bersabar hati menghadapi kemaksiatan yang dilakukan kaummu.
Sabar dalam menghadapi kemaksiatan dilingkungannya, ini bukan berarti diam tetapi sabar dalam bentuk berusaha mencegah dan menggantikan dengan perbuatan yang baik. Apabila mengalami kesulitan, bersabarlah, mencari solusinya dan jalan keluar yang baik.
7.  Hai Musa, tumpahkanlah seluruh pengetahuan (ilmu) mu, karena tempat yang kosong akan terisi oleh ilmu yang lain.
Kewajiban manusia yang berilmu untuk membagi ilmunya kepada orang lain yang membutuhkan, bukan ilmu yang diberikan kepada orang lain itu habis tetapi malah sebaliknya justru bertambah banyak. Apa sebabnya?. Karena, ilmu yang kita berikan kepada orang lain dengan ikhlas dan ridha, Allah pun ridha menambah ilmu Nya kepada orang tersebut.
8.   Janganlah kamu banyak mengomongkan ilmumu itu, karena akan dipisahkan oleh kaum ulama’.
Membicarakan ilmu yang sudah dicapai dengan predikat ilmu mukasyafah dengan orang yang diluar kelompoknya yang masih dibawah jauh dari ilmu yang dicapai, maka akan terjadi kurang baik bagi dirinya juga bagi orang lain. Pendapat mengenai hal ini, Imam Al Ghozali mengatakan, Pengetahuan-pengetahuan yang begini yang hanya boleh dikemukakan melalui isyarat, tidak diperkenankan untuk diketahui setiap manusia. Begitulah halnya dengan orang yang berpengetahuan tersebut tersingkap padanya, dia tidak boleh mengungkapkannya kepada orang yang pengetahuan tersebut tidak tersingkap atasnya. (Sufi dari Z.Z. hal. 181).
9.  Maka bersikaplah sederhana saja, sebab sederhana itu akan menghalangi aibmu dan akan membukakan taufiq hidayah Allah untukmu.
Menjalani kehidupan dengan kesederhanaan ini berartisudah meninggalkan kehidupan keterikatan dengan keduniawian. Banyak tokoh-tokoh Sufi yang tadinya hidup dalam kemewahan ditinggalkannya untuk hidup dalam kesederhanaan. Dengan hidup sederhana hatinya tidak disibukkan dengan harta. Ibadah kepada Allah lebih tenang dan khusu’, dalam pendekatannya kepada Allah serasa tak mengalami kesulitan.
10. Berantaslah kejahilanmu dengan cara membuang sikap masa bodohmu (ketidak pedulian) yang selama ini menyelimutimu.
Menahan dan menyingkirkan sifat-sifat yang kurang baik bukan main susahnya kalau tidak dilandasi dengan dzikir kolbu, sebab dzikir kalbu dapat mengikis sifat-sifat yang kurang baik yang sekian lama membelenggu diri. Dengan dzikrullah yang dikerjakan di kalbu, disamping menghilangkan sifat-sifat yang kurang baik, sifat-sifat yang baik pun menguasai diri dan menambah ketenangan dan ketentraman hati.
11. Itulah sifat orang-orang arif dan bijaksana, menjadi rahmat bagi semua. Orang-orang arif identik dengan orang-orang Sufi, orang-orang Sufi kebanyakan adalah para wali Allah yang menjadi rahmat bagi semua orang.
12. Apabila orang bodoh datang kepadamu dan mencacimu, redamlah ia dengan penuh kedewasaan serta keteguhan hatimu. Meredam kemarahan orang yang memarahi di awali melatih penahanan hawa nafsu dan meredam keinginan hawa nafsu yang ingin bergolak. Setelah mampu meredam hawa nafsu, meredam amarah orang lain dengan kelembutan sifat dan keteguhan hati.
13. Hai putra Imron, kamu sadari bahwa ilmu Allah yang kamu miliki hanya sedikit. Ilmu yang dipunyai manusia itu hanya sedikit, itupun Allah lah yang memberinya sedangkan ilmu yang Allah miliki tak terhingga sebagaimana di surat Luqman 27: “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
14. Sesungguhnya menutup-nutupi kekurangan yang ada pada dirimu atau bersikap sewenang-wenang adalah menyiksa diri sendiri. Menutupi kekurangan diri sendiri juga sama dengan menutup diri yang tidak mau menerima dari luar diri. Akhirnya kebodohan yang didapatkan sebaiknya sifat terbuka atau keterbukaan dari segala hal akan terbukalah hal-hal yang tersembunyi. Termasuk dapat terbukanya ilmu Allah maka jangan tutupi dirimu, terbukalah.
15. Janganlah kamu buka ilmu ini jika kamu tidak bisa menguncinya. Jangan pula kamu kunci pintu ilmu ini jika tidak tahu bagaimana membukanya, hai putra Imron. Membuka ilmu adalah tugas seorang guru, mursyid, atau pembimbing. Jadi beliau sudah mampu membuka dan menutup ilmu. Kenapa ilmu yang sudah dijalani oleh seorang murid ditutup?, disebabkan si murid ada kesalahan besar yang sudah tidak dapat diajak memperbaiki untuk meluruskan pelajaran ilmunya. Makanya harus ditutup, supaya dibelakang hari tidak ada permasalahan yang lebih besar lagi. Kalau tidak tahu cara menutup ilmu, jangan sekali-kali membukanya walau tahu cara membuka ilmu tersebut, sebab kalau nanti ada konflik dikemudian hari tidak akan merepotkan. Bisa saja ilmu yang baik ini diselewengkan.
16. Barang siapa yang menumpuk-numpuk harta benda, dia sendiri bakal mati tertimbun dengannya hingga dia merasakan akibat dari kerakusannya itu. Sebagaimana kisah kerakusannya Korun, dia seorang yang tamak terhadap harta tidak dipergunakan untuk perjuangan agama Allah, sehingga dia tertimbun hartanya.
17. Namun, semua hamba yang selalu mensyukuri karunia Allah serta memohon kesabaran atas ketentuan-ketentuan Nya, dialah hamba yang zuhud dan patut diteladani.
Orang-orang yang pandai mensyukuri nikmat Allah dan jangan dlolim atas nikmat pemberian Nya. Andai kata kita tidak mau mensyukuri nikmat atas pemberian dari Nya, Allah pun murka sebagaimana diterangkan dalam surat Ibrahim ayat 34 : “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluan) dari segala apa yang kamu pohonkan kepada Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. Juga sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim mengatakan : “Dari Abi Yahya Shuhaib bin Sinan ra. berkata : Bersabda Rasulullah saw. sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin sebab segala keadaannya untuk ia sangat baik dan tidak mungkin terjadi demikian kecuali bagi seorang mukmin, jika mendapat nikmat ia bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya dan bila menderita kesusahan ia bersabar, maka sabar itu lebih baik baginya”.
Dengan meninggikan sifat sabar serta mau menerima ketentuan-ketentuan yang baik bersyukur atas nikmat dari Nya, dan menerima ketentuan yang jelek diterimanya dengan ikhlas yang didasari dengan kesabaran, dan mohon pertolongan Nya.
18. Bukankah orang yang seperti itu mampu mengalahkan nafsu syahwatnya dan dapat memerangi bujuk rayu syaitan? Syaitan membujuk manusia sejak Nabi Adam as. diciptakan di surga, dia iri dengan Nabi Adam karena Nabi Adam diciptakan lebih sempurna dari dia, bahkan dia (iblis) disuruh bersujud kepada Nabi Adam tidak mau sebab menurut dia, dia lebih dahulu dan lebih tinggi dari Nabi Adam sa. karena dia tercipta dari api. Dengan tidak maunya iblis bersujud kepada Nabi Adam, diusirlah dia oleh Allah dari surga, dan disuruh menempati neraka selamanya. Iblis mau menerima itu tapi dia masih meminta tangguh dan dalam penangguhan itu meminta lagi untuk menggoda anak cucu Nabi Adam as. Dan hanya yang ikhlaslah iblis tidak dapat menggoda, sebagaimana firman Allah di surat Al Hijr ayat 30 – 42 : 30.
Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama. 31. Kecuali iblis, ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang bersujud itu. 32. Allah berfirman : Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut bersujud) bersama-sama mereka yang bersujud itu? 33. Berkata iblis : Aku sekali-kali akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptaka dari tanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk. 34. Allah berfirman : Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk. 35. Dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat. 36. Berkata iblis : Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. 37. Allah berfirman : (kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh. 38. Sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan. 39. Iblis berkata : Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) dimuka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka. 40. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka. 41. Allah berfirman : Inilah jalan yang lurus, kewajiban Aku lah (menjaganya). 42. Sesungguhnya hamba-hamba Ku tidak ada kuasa kekuasaan bagimu terhadap mereka kecuali orang-orang yang mengikuti kamu yaitu orang-orang yang sesat.
19. Dan Dia pula orang yang mengetam buah dari ilmu yang selama ini dicarinya. Sabda Rasulullah saw. dari Abu Darda ra. mengatakan : Barang siapa yang melalui suatu jalan untuk menuntut ilmu Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan para malaikat selalu meletakkan sayapnya untuk menaungi orang-orang yang menuntut ilmu, karena senang dengan apa yang mereka lakukan. Dan bagi orang-orang yang alim, dimintakan ampun untuknya oleh penduduk langit dan bumi serta oleh ikan-ikan yang ada di air. Dan keutamaan orang alim terhadap ahli ibadah (yang tidak memiliki ilmu) adalah bagaikan kelebihan sinar bulan atas bintang-bintang lainnya. Dan sesungguhnya ulama’ adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham (kekayaan dunia), akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu itu, berarti ia telah mengambil bagian yang sempurna. (HR. Dawud Tirmidzi). (Pesan-Pesan Rasulullah hal. 167- 168).
20. Segala amal kebajikannya akan dibalas dengan pahala di akhirat. Sekecil apapun amal kebajikan yang kita kerjakan di dunia, Allah akan membalasnya karena di dunia ini kita diwajibkan menanam amal sebanyak-banyaknya, surat Az Zalzalah ayat 7 menerangkan : “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya”.
21. Sedangkan kehidupan dunianya akan tentram ditengah-tengah masyarakar yang merasakan jasanya. Jasa seorang pahlawan dikenang sepanjang masa oleh takyat..
22.Hai Musa, pelajarilah olehmu ilmu-ilmu pengetahuan agar kamu dapat mengetahui segala yang belum kamu ketahui, misalnya masalah-masalah yang tidak bisa diomongkan atau dijadikan bahan pembicaraan saja. Ilmu yang tidak bisa diomongkan itu ada beberapa macam antara lain penyampaiannya memakai bahasa isyarat, bahasa gerak, bahasa perlambang, bahasa kias, dan bahasa simbolis. Ada juga yang memakai bahasa kalbu, ada lagi cara penyampaiannya lewat mimpi dan yang setengah sadar. Menerima pelajaran seperti itu semua memang tidak bisa diomongkan kepada orang yang belum bisa memahaminya. Mempelajari ilmu yang seperti itu dimulai dengan dzikir kalbu dan menghidupkan perasaan antara lain, perasaan lahiriyah / fisik, perasaan akal / otak, perasaan kalbu / hati, serta menghidupkan perasaan indra-indra dhohiriyah maupun indra-indra batiniyah.
23. Itulah penuntun jalanmu dan orang-orang akan disejukkan oleh hatimu.
Menjadi seorang penuntun yang diawali dari dituntun oleh seorang yang sudah ahlinya. Karena kita ini ditunggu oleh mereka maka persiapkan dirimu untuk mereka. Sebab keberadaan sang penuntun ditengah-tengah mereka hatinya merasa tentram.
24. Hai Musa putra Imron, jadikanlah pakaianmu bersumber dari dzikir dan fakir serta perbanyaklah amal kebajikan.
Pakaian taqwa adalah yang paling baik untuk dipakai, dzikir adalah sarana pokok dalam kekokohan taqwa, buahnya dzikir itu bertafakkur. Ketafakkuran menghasilkan perenungan yang di amalkan dalam keseharian berbakti kepada Allah swt.
25. Suatu hari kamu tidak dapat mengelak dari kesalahan, maka pintalah ridha Allah dengan berbuat kebajikan, karena pada saat-saat tertentu akalmu pasti melanggar larangan Nya.
26. Sekarang telah kupenuhi kehendakmu untuk memberi pesan-pesan kepadamu.
27. Omonganku ini tidak akan sia-sia apabila kamu mau menurutinya.
Setelah itu Khidir meninggalkan Nabi Musa yang duduk termenung dalam tangis kesedihan. (Kisah Khidir dan 9 Tokoh Sufi oleh ABU KHALID MA. Pustaka Agung Surabaya).
Andaikata kita baca sekali lagi pesan-pesan Nabi Khidir, akan ditujukan kepada diri kita sendiri apa yang kita rasakan dan apa yang kita lakukan terhadap pesan-pesan itu. sengaja pesan-pesan itu diberi nomor dari kalimat per kalimat supaya mudah untuk menjelaskan dari pesan-pesan itu.
Dibutuhkan waktu dan penelaahan yang serius serta memakai kaca mata batin yang paling dalam serta  pemahaman tersendiri untuk dapat melaksanakan pesan-pesan Nabi Khidir

> Rahasia Alloh dan kisah Nabi Khidir



Dikisahkan dalam Kitab suci Suatu saat Nabi Musa ingin belajar ilmu Kepada Nabi Khidir, tetapi nabi Khidir berpesan,kalau mau belajar dari beliau Nabi Musa tidak boleh banyak bertanya. “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun sehingga aku sendiri menerangkannya kepadamu.” demikian pesan Nabi Khidir ke Nabi Musa. Dan Nabi Musapun menyanggupinya.

Demikianlah seterusnya Nabi Musa a.s. mengikuti Nabi Khidir dan terjadilah beberapa peristiwa yang menguji diri Nabi Musa a.s. yang telah berjanji bahwa baginda tidak akan bertanya sebab sesuatu tindakan diambil oleh Nabi Khidir. Setiap tindakan Nabi Khidir a.s. itu dianggap aneh dan membuat Nabi Musa terperanjat.

Kejadian yang pertama adalah saat Nabi Khidir menghancurkan perahu yang ditumpangi mereka bersama. Nabi Musa tidak kuasa untuk menahan hatinya untuk bertanya kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir memperingatkan janji Nabi Musa, dan akhirnya Nabi Musa meminta maaf karena kalancangannya mengingkari janjinya untuk tidak bertanya terhadap setiap tindakan Nabi Khidir.

Selanjutnya setelah mereka sampai di suatu daratan, Nabi Khidir membunuh seorang anak yang sedang bermain dengan kawan-kawannnya. Peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Nabi Khidir tersebut membuat Nabi Musa tak kuasa untuk menanyakan hal tersebut kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir kembali mengingatkan janji Nabi Musa, dan beliau diberi kesempatan terakhir untuk tidak bertanya-tanya terhadap segala sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Khidir, jika masih bertanya lagi maka Nabi Musa harus rela untuk tidak mengikuti perjalanan bersama Nabi Khidir.

Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai disuatu wilayah perumahan. Mereka kelelahan dan hendak meminta bantuan kepada penduduk sekitar. Namun sikap penduduk sekitar tidak bersahabat dan tidak mau menerima kehadiran mereka, hal ini membuat Nabi Musa merasa kesal terhadap penduduk itu. Setelah dikecewakan oleh penduduk, Nabi Khidir malah menyuruh Nabi Musa untuk bersama-samanya memperbaiki tembok suatu rumah yang rusak di daerah tersebut. Nabi Musa tidak kuasa kembali untuk bertanya terhadap sikap Nabi Khidir ini yang membantu memperbaiki tembok rumah setelah penduduk menzalimi mereka. Akhirnya Nabi Khidir menegaskan pada Nabi Musa bahwa beliau tidak dapat menerima Nabi Musa untuk menjadi muridnya dan Nabi Musa tidak diperkenankan untuk terus melanjutkan perjalannya bersama dengan Nabi Khidir.

Selanjutnya Nabi Khidir menjelaskan mengapa beliau melakukan hal-hal yang membuat Nabi Musa bertanya. Kejadian pertama adalah Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi karena perahu itu dimiliki oleh seorang yang miskin dan di daerah itu tinggallah seorang raja yang suka merampas perahu miliki rakyatnya.

Kejadian yang kedua, Nabi Khidir menjelaskan bahwa beliau membunuh seorang anak karena kedua orang tuanya adalah pasangan yang beriman dan jika anak ini menjadi dewasa dapat mendorong bapak dan ibunya menjadi orang yang sesat dan kufur. Kematian anak ini digantikan dengan anak yang shalih dan lebih mengasihi kedua bapak-ibunya hingga ke anak cucunya.

Kejadian yang ketiga (terakhir), Nabi Khidir menjelaskan bahwa rumah yang dindingnya diperbaiki itu adalah milik dua orang kakak beradik yatim yang tinggal di kota tersebut. Didalam rumah tersebut tersimpan harta benda yang ditujukan untuk mereka berdua. Ayah kedua kakak beradik ini telah meninggal dunia dan merupakan seorang yang shalih. Jika tembok rumah tersebut runtuh, maka bisa dipastikan bahwa harta yang tersimpan tersebut akan ditemukan oleh orang-orang di kota itu yang sebagian besar masih menyembah berhala, sedangkan kedua kakak beradik tersebut masih cukup kecil untuk dapat mengelola peninggalan harta ayahnya.

Kisah diatas menunjukkan bahwa kita tidak boleh cepat berburuk sangka jika mendapatkan sesuatu yang diluar kehendak kita. Kita harus sabar dan bersyukur dengan apapun yang terjadi, keberhasilan harus kita syukuri, demikian pula cobaan harus kita syukuri. Jangan cepat marah jika mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan, mungkin Tuhan punya rahasia lain . Misal suatu saat mobil kita hilang , lalu kita marah dan putus asa. Siapa tahu hilangnya mobil itu justru rahmat bukan bencana. Mungkin kalau mobil itu masih ada bisa menyebabkan kecelakaan dan musibah yang lebih besar ,jadi lebih baik jika mobil itu hilang.

Ada orang yang selalu berdoa untuk meminta ini dan itu, kalau ditulis bisa berbaris-baris, ada yang dikabulkan tetapi banyak juga yang tidak. Awalnya dia marah karena merasa semua ibadah dan doanya sia-sia, namun setelah mendengar cerita nabi Khaidir di atas, pikirannya berubah total. Ia tidak pernah menyesali permintaan yang tidak dikabulkan, tetapi malah bersyukur. Ia sadar mungkin yang diminta itu baik menurut pendapatnya, tetapi tidak bagi Tuhan. Tuhan tahu apa yang lebih baik lagi baginya, yakni dengan tidak mengabulkan permintaannya. Sejak saat itu permintaannya dalam doa tidak lagi banyak berbaris-baris , tetapi hanya satu Kalimat :”Ya Tuhan berilah apa yang terbaik bagiku, Amin”. Doa ini sangat menentramkan, karena dia tidak pernah sedih dan kecewa dengan apa pun yang terjadi padanya , semua keberhasilan dan ”tidak” keberhasilan selalu disyukuri, karena ia yakin itulah yang terbaik baginya dari Tuhan.

Yang utama, berusahalah dengan maksimal dan berbuat baik sesuai ajaran agama kita, setelah itu berserahlah dan yakin semua yang terjadi adalah yang terbaik untuk kita, maka tidak ada lagi kekecewaan dan kesedihan dengan apa yang terjadi dalam hidup ini. Yang ada hanya rasa syukur dan tenteram. .

> Wejangan Nabi Khidir

1. Kalau seseorang akan melakukan ibadah Haji, maka harus diketahui tujuan sebenarnya, kalau tidak apa yang dilakukan akan sia-sia belaka. Itulah yang dinamakan Iman Hidayat
2. Sebelum seseorang melakukan sesuatu, hendaknya diteliti dahulu agar tidak tertipu oleh nafsu, supaya tetap dalam jati diri yang asli ( pancamaya ). Penghalang tingkah laku menuju kebaikan ada tiga golongan, dan siapa berhasil menjauhi penghalang tersebut akan berhasil menyatukan dirinya dengan yang ghaib. Yang dimaksud dengan penghalang tersebut adalah marah, sakit hati, angkara murka, sombong, dan semacamnya
3. Orang Islam adalah pewaris atau penerus ajaran Muhammad Rasulullah SAW, oleh karena itu harus melestarikan dan memperjuangkan ajaran tersebut
4. Tanda-tanda adanya Alllah itu ada pada diri manusia sendiri. Hal ini harus direnungkan dan diingat betul. Orang yang suka membicarakan dan memuji diri sendiri, akan dapat melemahkan semangat usahanya
5. Semua garis hidup manusia telah ditentukan di dalam Johar awal. Lalu kalau begitu, jawabannya,karena disesuaikan dengan ketentuan dan kegaiban yang dirasakan di jaman azali. Berdiri tegak sambil sendhakep adalah untuk menciptakan keheningan hati, menyatukan konsentrasi dan menyatukan segala gerakan dan ucapan
6. Ruku berarti tunduk kepada Yang Menciptakan, merasa sedih dan malu sampai Sang Pencipta muncul, lalu keluar air mata sehingga tenanglah kehidupan ruh manusia yang melakukan rukuk
7. Gerakan sujud dalam sholat bermula dari munculnya cahaya yang menandakan pentingnya sujud ke permukaan bumi. Adanya cahaya tersebut, manusia merasa berhadapan dengan wujud Allah SWT sehingga orang yang sujud yakin bahwa Allah SWT melihat diriNya( pelajaran tentang ikhsan ). Pada waktu sujud, bumi dan segala isi serta keindahannya tidak nampak oleh manusia, sehingga pada waktu itu yang dilihat hanya Allah SWT semata
8. Pada waktu duduk di antara sujud, seolah-olah seorang sedang bimbang menunggu kedatangan Allah. Walaupun tidak nampak datang, tetapi sesunguhnya Allah benar-benar ada dan Dialah satu-satunya tempat mengabdi. Sekali-kali jangan ada manusia yang menganggap dirinya itu sama dengan Allah SWT
9. Tidak ada manusia yang dapat menyamai Nabi Muhammad SAW, karena beliau adalah makhluk pilihan yang dimuliakan Allah SWT, yang selalu dikaruniai dengan pengetahuan rahasia.Nabi Muhammad SAW sering melakukan puasa
10. Akan dimuliakan Allah oleh Allah SWT manusia yang mau mengeluarkan shodaqoh, yang melakukan ibadah haji, yang rajin melaksanakan sholat
11. Sudahkah petunjuk iman terasa dalam dirimu ? Tauhid adalah pengetahuan yang penting untuk menyembah Allah SWT, ma’rifat harus dimiliki untuk mengetahui kejelasan yang terlihat, sedang ru’yat sebagai saksi adanya yang terlihat dengan nyata
12. Ketika Syekh Melaya bertanya mengapa ada orang yang masuk neraka, jawabnya adalah neraka disediakan buat manusia yang mempunyai sifat hewani, manusia yang tidak mengenal dan meniru tingkah laku Nabiyulloh, amnusia yang mengikuti bujuk rayu iblis, serta orang kafir yang menyembah kayu dan batu
13. Ruh Idhofi adalah yang kekal sampai hari kiamat, berasal dari Ruh Allah yang mendapat sinar Allah, yang senantiasa menerangi hati penuh kewaspadaan, selalu mawas diri, mencari kekurangan yang ada, selalu memprsiapkan diri, menghadapi kematian, serba pasrah kepada Allah SWT, merasa sebagai anak cucu Adam yang harus mempertanggung jawabkan segala perbuatan. Ruh idhofi sudah ada sebelum manusia diciptakan
14. Johar awallah yang menimbulkan sholat Daim, sholat yang tidak memerlukan air wudhu, yaitu sholat batin yang sebenarnya, sholat selama-lamanya selagi manusia masih hidup, dimana saja, kapan saja, dan bagaimanapun keadaannya
15. Kehidupan manusai itu ibarat wayang dengan layarya, sedang wayang tidak tahu warna dirinya. Oleh karena itu manusia memerlukan hidyat dari Allah SWT.Pengganti Allah adalah utusan Allah, yaitu Muhammad yang termasuk badan mukmin. Ruh mukmin identik dengan ruh idhofi
16. Disebut Iman Maksum kalau sudah mendapat ketetapan sebagai panutan ( suri tauladan ), yaitu mengikuti contoh nabi Muhammad. Kalau tidak mengikuti tauladan maka tidak mengetahui keislaman sehingga hidupnya akan tersesat, kufur serta kafir badannya. Orang kufur akan bingungkarena tiada pedoman manusia yang dapat diteladani
17. Fakir dekat denagn kafir, sebab kafir berarti buta tuli tidak mengerti tentang surga neraka. Fakir tidak akan mendekatkan diri kepada Allah SWT, tidak menyembah dan memujinya
18. Adapun wujud Dzatullah itu tidak satu makhluk apapun yang mengethaui. Sedang yang dimaksud dengan iman tauhid adalah meyakini adanya Allah SWT dan mengakui Muhammad sebagai rasulNya
19. Ruh idhofi ada di dalam diri manusia, namanya ma’rifat, hidupnya disebut syahadat ( kesaksian ), hidup tunggal di dalam hidup, rukuk sujud sebagai penghiasnya, ruku berarti dekat dengan Tuhan pilihan. Kalau sudah begitu maka tidak akan menderita dan tidak takut ketika menjelang ajal (sakratul maut )
20. Manusia harus mengakui sedalam-dalamnya bahwa keberadaannya karena Allah hidup dan menghidupi dirinya serta menghidupi semua makhluk hidup
21. Sholat adalah sarana pengabdisan hamba kepada Sang Pencipta, yang menjalankan sholat adalah raga, tetapi geraan raga terdorong oleh adanya iman yang hidup, sinarnya memancar dari ruh. Seandainya nyawa tidak hidup, maka tidak akan ada perbuatan
22. Allah SWT tidak berjumlah tiga. Semua yang hidup akan mati, lalu berganti hidup di akhirat. Kurang lebih tiga hari perubahan hidup tiu pasti terjadi. Tiga hari sebagai isyaratbahwa manusia terjadi dari tiga asal lahi, yaitu ayah, ibu dan Allah SWT. Setelah dititipkan selama 7 hari maka dikembalikan pada yang memberi amanat . Titipan tauhid dikembalikan pada hari ke 30. Kalau waktu menegembalikan itu menangis, pertanda, dia menyesali sewaktu masih hidup. Hal ini akan menimbulkan kesedihan yang berkepanjangan . Siapapun akan mengalami kesedihan itu karena merasa kehilangan, mati, yang terjadi pada hari ke 40. Pada waktu itu ruh jasad di hadapan Sang Pemberi. Pda hari ke 1000 sudah tidak ada lagi yang tertinggal. Pada waktu itu ruh kembali kepada Allah SWT dalam keadaan sempurna, seperti mula pertama diciptakan
23. Seluruh yang ada pada diri mausia dan lingkungannya bukan milik manusia, melainkan milik Sang Hyang Agung, oleh karena itu manusia harus angrogo sukmo yaitu hatinya sudah bulat menyatu sebagai kawulo gusti
24. Kalau sudah memahami serta menguasai amalan dan ilmu, manusia hendaknya waspada terhadap semua masalah. Manusia harus mampu ibarat mati didalam hidp atau hidup didalam mati. Itulah hidup abadi, yang mati aalah nafsunya, lahiriahnya badan yang menjalani mati
25. Banyak pemuka agama yang salah dalam penafsiran maupun menyampaikan suatu pesan sehingga justru mematikan pengertian yang benar. Ada pemuka agama yang ibarat seekor burung, mencari pohon rindang dengan banyak buahnya sekedar tempat bertengger. Disitu pula dia memperoleh kemuliaan hidup baru, ada yang berpangkat tinggi, ada yang ikut orang kaya, tetapi ada pula orang bodoh yang memanfaatkannya. Adapula yang justru terpaksa menjadi pemuka agama, menumpuk harta kekayaan dan banyak isteri, semuanya ingin mendapatkan yang serba lebih
26. Ada agamawan yang ingin mati bersama raganya dengan mempertinggi semedi. Sayang mereka tidak mengikuti petunjuk Allah SWT, tidak didukung oleh ilmu, sehingga kosong karena hanya mengandalkan fikiran walaupun badannya sampai kurus kering
27. Semedi mestinya hanya sebagai ragi, sedang ilmu sebagai pendukung. Semedi tanpa ilmu tidak akan berhasil, sedang ilmu tanpa semedi akan hambar yang juga tidak akan berhasil
28. Banyak pula agamawan palsu, ajarannya hanya setengah-setengah. Seorang diantara para sahabat itu dianggap yang paling berilmu, harus ditaati ucapannya, ketika berjalan harus disembah-sembah, biasanya bertempat tinggal di puncak gunung. Pengaruhnya sangat besar, bayak murid datang kepadanya untuk berguru, nasihatnya banyak sekali dan bermacam-macam, seperti gong besar yang dipukul, tetapi isinya tidak bermutu sehingga ruglah murid-murid yang bergru tersebut
29. Manusia bukan yang paling mulia diantara ciptaanNya dan harus menyadari bahwa isi jagad ini bukan hanya manusia, tetapi manusia ditugaskan menjadi Khalifah
Shalat mempunyai makna tersembunyi yang tersirat dalam gerakannya, berdiri adalah lambang api yang bersifat Qohar, rukuk adalah lambang angin yang bersifat Jalal, sujud adalah lambang air yang bersifat Jamal, dan duduk adalah labang bumi yang bersifat Kamal.
Qohar berarti Maha Mandiri ( Kuasa )
Jalal berarti Maha Kuasa
Jamal berarti Maha Indah
Kama berarti Maha Sempurna
Shalat selalu diakhiri dengan fadhillah masing-masing shalat
Empat perkara yang menakjubkan ;
1. Takjub kepada Shahadat
2. Takjub kepda Takbir
3. Takjub kepada Tuhan
4. Takjub kepada