Minggu, 20 Januari 2013

> Ma’rifatullah Ibarat Pohon




Mar’rifatullah dapat diibaratkan pohon,
Puncaknya tinggi menjulang ke langit,
Akarnya dalam menghujam ke bumi,
Daunnya rimbun subur bersemi,
Bunganya harum semerbak mewangi.
    Akarnya adalah Iman.
    Batangnya adalah Islam.
    Galihnya adalah Tauhid.
    Cabangnya adalah Ihsan.
    Anak cabangnya ahlakul karimah.
    Rantingnya adalah Ikhlas.
    Daunnya adalh Ilmu.
    Oksigennya adalah doa.
    Rabuknya adalah taqwa.
    Kulit pihin adalah syariat.
    Getah pohon adalah thariqat.
    Urat-urat pohon adalah hakikat.
    Air penyiramnya amal shaleh.
    Sinar mataharinya ibadah nafilah.
    Benalunya hawa-nafsu.
    Hamanya godaan setan
    Pemberantas benalu adalah dzikir.
    Pemberantas hama adah fikir.
    Obat penyembuhnya taubatan nasuha.
    Putik bunganya qolbun salim.
    Kelopak bunganya  ahsanut taqwim.
    Buahnya jannatun-naim.

Ma’rifatullah dapat diibaratkan pohon.
Bila dipupuk disiram ia subur.
Bila dibiarkan merana ia gugur.
Jangan biarkan pohon diliit benalu.
Seperti kalbu digerogoti hawa nafsu.

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,akarnya teguh dan cabangnya (menjulang)ke langit.”
(QS.Ibrahim: 24)..

Unsur – Unsur Ma’rifatullah

  • Unsur – unsur ma’rifatullah beraneka ragam :
-          Pengetahuan (to know)
-          Pemahaman (to understand)
-          Penghayatan (to perceive)
-          Keyakinan (to believe firmly in)
-          Pengamalan (to do, to apply)
Semua itu unsur – unsur ma’rifatullah
Hilang satu berkuranglah ma’rifatnya
Hilang dua tipislah ma’rifatnya
Hilang semua gugurlah ma’rifatnya.
  • Unsur pengetahuan bersumber dari ma’rifatul ‘aqliyah
Ma’rifat akal sebagai langkah yang paling awal
Bila berhenti disini ma’rifatnya bisa batal
Kaum orientalis justru memakainya sebagai penyangkal.
  • Unsur pemahaman bersumber dari ma’rifatul qalbiyah
Ma’rifat kalbu faham arti dan makna ma’rifah
Tetapi karena kalbu masih sering berubah – ubah,
Maka ma’rifatnya bisa berkurang bisa bertambah.
  • Unsur penghayatan sumbernya ma’rifatudz dzauqiyah :
Unsur perasaan yang halus lembut menghayati
Ma’rifatnya mendalam karena mengalami sendiri
Meresap ke dalam hati, melekat di sanubari.
  • Unsur keyakinan bersumber dari ma’rifatur ruhiyah
Ma’rifat ruh mendalam, teguh, tidak akan berubah
Sebagaimana pernyataan “syahidna” di alam arwah
Ma’rifat ruh haqqul yaqin selalu beristiqomah.
  • Unsur amal bersumber dari ma’rifatul ‘amaliyah
Dari ma’rifat diwujudkan menjadi amal ibadah
Bukti bahwa hidupnya diabdikan kepada Allah
Disertai pengenalan asma, sifat dan iradah Allah.
  • Unsur – unsur yang lain :
Ma’rifatullah itu ketaqwaan
Ma’rifatullah itu pengabdian
Ma’rifatullah itu pengorbanan
Tak ada ma’rifatullah tanpa ketaqwaan
Tak ada ketaqwaan tanpa pengabdian
Tak ada pengabdian tanpa pengorbanan.
Ketiga unsur saling kuat – menguatkan,
Saling berkait, tak satu pun boleh ditinggalkan.

Terdapat berbagai kesadaran ma’rifatullah

*Pertama, Kesadaran akan eksistensi Allah
  Bahwa tiada yang wajib disembah selain Allah
  Bahwa Allah Maha Tunggal tiada yang mendampingi,
  Bahwa Allah Maha Hidup dan Maha Mandiri,
  Bahwa Allah Maha Besar dan Maha Mengetahui,,
  Bahwa Allah Maha Pemurah dan Maha Mengasihi,,
  Bahwa Allah Pemilik Keluhuran dan Kemuliaan,,
  Pemilik segala Kesempurnaan dan Keabadian,,

*Kedua, Kesadaran Posisi  Insan di hadapan Allah
   Bahwa Allah Al-Khalik, insan makhluk,,
   Bahwa Allah Al-Malik, insan harus tunduk,,
   Bahwa Allah Al-Karim, insan fakir dan hina,,
   Bahwa Allah Al-Ghoniyy, insan miskin lagi papa,,

*Ketiga, Kesadaran akan kewajiban insan
   Sadar akan kesaksian dan syuhudnya kepada Allah,,
   Sadar akan kewajiban dan haknya kepada Allah,,
   Sadar akan taqwa dan pengabdiannya kepada Allah,,
   Sadar akan pasrah dan tawakalnya kepada Allah,,
   Sadar akan besarnya rasa syukur kepada Allah,,
   Sadar akan kesungguhan taubatnya kepada Allah,,

*Keempat, Kesadaran sikap batin insan
   Sadar bahwa ia selalu dekat dengan Allah,,
   Sadar bahwa ia selalu hadir di hadapan Allah,,
   Sadar di mana pun ia selalu bersama Allah,,
   Dalam shalat sadar ia sedang berdua dengan Allah,,
   Sadar bahwa ia selalu berkomunikasi dengan Allah,,
   Sadar bahwa qalbunya selalu berdzikir ingat Allah,,
   Tanpa kesadaran ma’rifat, hidupnya niscaya hampa,,
   Tanpa kesadaran ma’rifat, ibadahnya dusta belaka,,

Kesadaran ma'rifatullah dan jenisnya

Esensi ma’rifatullah adalah kesadaran.
Kesadaran yang dibimbing hidayah Tuhan.
Kesadaran insan sebagai mahluk Tuhan.
Mengharuskan diri berupaya mengenal Allah.
Kesadaran ‘aqliah,dzauqiah dan himmah:
Kesadaran cipta -rasa-karsa tak mudah goyah’
Bila kesadaran disinari nur ilahi,
Membuahkan ma’rifatullah di lubuk hati.
Bila kesadaran diliputi nafsu hewani
Ma’rifatullah tak mungkin mendekatii.

Kesadaran menentukan eksistensi manusia.!
Tanpa kesadaran orang hidup tak akan sempurna,
Missalnya..anak balita, orang pingsan, orang gila;
Karena kesadaran mereka hampir tiada,
Mereka tak terkena kewajiban hukum agama.
Mereka terbebas dari pahala dan dosa.

Kesadaran itu sering bergelombang.
Kadang surut kadang pasang.
Kadang buram kadang terang
Kadang muncul kadang hilang.
Ibarat kaca monitor televisi,
Kesadaran sering terganggu intrvensi,
Terganggu gelombang lain yang melintasi.
Agar kesadaran ma’rifah  tak goyah
Dengan demikian  harus ber istiqomah.

Ma’rifat harus didasrkan kesadaran yang jernih.
Kesadaran kedekatannya kepada Maha Pengasih.
Kesadaran akan kewajibannya hidup bersih,
Kesadaran akan pengabdian yang tak kenal letih.
Kesadaran amal shalehnya yang tanpa pamrih.
Kesadaran budi luhurnya yang tak pilih kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar