Minggu, 20 Januari 2013

> Ma’rifatullah Wajib Hukumnya


* Ma’rifatullah atau “mengenal Allah”
   Wajib hukumnya bagi setiap mukmin
   Setiap insan harus mengenal Sang Pencipta
   Harus mengenal siapa dirinya dan siapa Dia
   Bagi insan yang tidak mengenal Tuhannya
   Ibarat ternak tidak mengenal pemiliknya

* Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berfirman :
   ”Kuntu khozinatan khofiyatan, ahbabtu an u’rifa,
   Kholaqtul kholqa, fa ta’araftu ilaihim, fa’arofuni.”
   Aku ( Allah ) perbendaharaan yang tersembunyi
   Aku menghendaki untuk dikenal
   Aku menciptakan makhluk, maka
   Aku memperkenalkan diriku kepada mereka
   Maka mereka mengenal Aku

* Mengenal Allah merupakan rukun iman pertama,
   Rukun iman yang paling tinggi kedudukannya.
   Bila ingin menjadi mukmin yang sejati,
   Ma’rifatullah harus dikaji dan dimiliki.

* Mengenal Allah adalah pondasi agama
   Adalah jalan menuju Allah Ta’ala
   Adalah tujuan dalam hidup manusia
   Maka ma’rifatullah ( mengenal Allah ) adalah :
   Titik awal dan titik akhir bagi insan beragama
   Beragama ( Islam ) tanpa mengenal Robbnya
   Ibarat berlayar tak tahu hendak kemana
   Ibarat berkelana tak tahu sekarang dimana
   Ibarat merantau tak tahu mencari siapa

* Maka ma’rifatullah itu wajib hukumnya
   Setiap insan harus mengenal Penciptanya,
   Sumber dan muara dari segala yang ada,
   Sumber dan muara terjadinya alam semesta.
   Sebagian mukmin berusaha mengenalnya dengan patuh
   Namun, sebagian besar yang lain acuh tak acuh.
Firman Allah :
” Allah menganugerahkan al – hikmah (termasuk ma’rifatullah) kepada siapa yang Dia kehendaki.
Dan barangsiapa dianugerahi al – hikmah itu, ia benar – benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang – orang yang berakal.” (QS.Al-Baqarah : 269)

Menempuh jalan Ma’rifat.

Setiap mu’min harus ma’rifatullah,
Harus mengenal Allah, pencipta dirinya
Yang mencipta insan dari tiada menjadi ada,
Yang semula dari air yang hina dina
Menjadi makhluk mulia yang bernama manusia.
Sungguh tak layak bila insan buta,
Terhadap Al-Khalik pencipta semesta,
Sumber dan muara keberadaan manusia.

Ma'rifatullah bukan monopoli kaum sufi,
Bukan monopoli aulia’ atau para wali,
Bukan monopoli ulama dan kyai,
Bukan monopoli ustadz dan para santri.
Setiap mukmin harus mengenal Robbnya,
Mengenal sesembahan yang dipujanya,
Agar imannya menjadi teguh sentausa,
Agar ibadah nya menjadi lurus sempurna.

Seorang mukmin yang tidak mengenal Allah,
Ibarat cermin kusam tak memantulkan wajah,
Ia tidak tahu siapa Al-Khalik yang disembah.
Ia tidak paham sifat Ar-Rahman Maha Pemurah.
Bila kalbunya hitam kelam tiada hidayah,
Dalam ibadah bisa-bisa salah arah.

Hanya orang mukmin yang dapat mengenal Allah
Orang kafir karena ingkar dan tidak percaya,
Ia tidak mengenal dan tidak membutuhkan Allah.
Orang musyrik karena mendua-tigakan tuhan.
Ia tidak mengenal mana yang sebenar-benar Allah.
Orang munafik karena zhahir dan batinya tak sama,
Maka kuburlah pengenalanya kepada Allah.

Pada hakekatnya tiada yang mengenal Allah
Kecuali hanya Allah sendiri.
Pengenalan kepada Allah merupakan rahmat
Yang dilimpahkan kepada seluruh umat.
Setiap manusia seharusnya menuju kesana,
Menuju keharibaan Allah,
Menuju ke persada Allah,
Menuju ke ma’rifatullah.

Untuk mengenal Allah harus menempuh Jalan ma’rifat.
Yakni jalan untuk meyakini eksistensi Allah,
 Jalan untuk menghayati kebesaran Allah
Jalan untuk mengamalkan ajaran Allah,
Jalan untuk mengabdi kepada Allah.
Itu bila ingin menjadi makhluk mulia.
Makhluk terpuji sesuai dengan fitrahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar