Selasa, 12 Maret 2013

> Dzikir Tauhid

Assalamu’alaikum wr,wb…..santri KWA yang kami Mulyakan, tulisan berikut ini adalah refleksi dari pembicaraan kami dengan Sesepuh Mbah Abdul Jabbar saat beliau berada di Palembang. Dimana pada malam jum’at 27/01/2011 kemaren kami berkumpul bersama di penginapan beliau- bersama beberapa teman dari KWA Palembang. Kehadiran beliau yang mendadak itu, tidaklah kami sia-siakan. Kami sadar, sebagai kaum muda- tentu sudah selayaknya menimba dan menambah ilmu dari sesepuh yang sudah menguasai keilmuannya dengan baik. Dari hasil bicang-bincang itulah terbersit pemikiran sederhana ini. Dan hal itu tidak lain untuk menambah wacana kepada diri kita akan konsep menjadi manusia yang berilmu, berakhlak dan beramal. Sudah tentu ini adalah pertempuran paling dahsyat yang akan kita alami. Pertempuran abadi antara Kebaikan dan keburukan.
Kami kutipkan disini Kalam Al-Habib Muhammad bin Abdullah bin Syech Al-Idrus, beliau mengatakan :
“ Seseorang yang cerdas dan berpikiran sehat adalah yang mengelola ( Me-manage ) amal-amalnya sehingga semua kegiatan mereka menjadi sempurna.Langkah awal yang harus diperhatikan oleh seorang hamba dalam bersuluk adalah menyucikan dan mendidik nafsu dan menyempurnakan akhlak.Ketahuilah…keadaan hati yang paling mulia adalah ketika ia selalu berhubungan dengan Allah SWT.Inilah landasan amal dan sumber perbuatan-perbuatan yang baik. Cara memakmurkan batin adalah dengan selalu menghubungkan sir ( nurani ) dengan Allah SWT, sedangkan cara merusaknya adalah dengan selalu melalaikan-NYA.Jika hati seseorang telah memiliki hubungan yang kuat dengan Allah SWT , ia dengan mudah dapat melakukan berbagai amal dan ketaatan yang bisa mendekatkannya kepada Allah. Ketahuilah…bahwa hati itu bagai cermin, memantulkan bayangan dari semua yang ada dihadapannya.Karena itu manusia harus menjaga hatinya, sebagaimana ia menjaga kedua bola matanya. Seseorang pencari kebenaran hendaknya memperhatikan segala sesuatu yang dapat memperbaiki hatinya. Untuk memperbaiki hati diperlukan beberapa metode, diantaranya adalah dengan selalu mengolah fikir ( pemikiran ) untuk membuahkan hikmah dan asror, banyak berdzikir dengan hati dan lisan juga menjaga penampilan lahiriah : pakaian, makanan, ucapan, serta semua perilaku lahiriah yang memberikan pengaruh nyata bagi hati.”
Selanjutnya secara garis besar untuk menjadi seseorang yang selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah adalah sebagai berikut :
Taubat
Thoharoh
Sholat
Mengisi diri dengan mempelajari ilmu tentang Islam :
Berupa pendalaman pengetahuan Agama, Ilmu, Amal, Akal, Adab, dan Jihad
Tauhid
Dzikir
Ma’rifat
Metode Dzikir yang di ajarkan oleh para Mursyid pun beragam. Diantaranya seperti yang kami tuliskan dibawah ini. Maka jika Engkau menginginkan hal itu bagi dirimu, carilah dan ambillah metode dzikir yang sekiranya mudah untuk kau amalkan dan di dawamkan. Jika itu sudah kau dapatkan, maka ikatlah dia dengan kesungguhan dan ke ikhlasan hatimu dalam berthoriqoh menuju Ridho Allah SWT.
Inilah Dzikir Tauhid yang di Ijazahkan oleh :
Syaikhina wa mursyidina Pangeran Muhammad KH. Ali Umar Toyyib Al-Palembani. Palembang Darussalam.
Dimulai dengan membaca tawasul
Alfatehah bil-Qobuuli wa tamaami kulli suulin wa ma’muulin wa sholaahis-sya’ni dhohiron wa bathinan dafi’atan likulli syarrin jaalibatan likulli khoirin was-sholahi was-suruuri wa ilaa hadrotir rasuuli Sayyidina Muhammadin Sholallahu ‘alaihi wa sallama.Bisirril al-fatehah.7x
Asyhaduan laa ilaha illallah wa asyhaduanna muhammadan rasulullah. 7x
Astaghfirullahal adziim. 7x
Allahumma sholli ‘alaa sayyidina muhammadin nuridz-dzaati was-sirri saari fi saa-iril asmaa-i wash-shifaati wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallim.7x
Fakasyafna ‘anka ghithoo-aka fabashurkal yauma haddid.7x
Lahaula walaa quwwata illa billah.7x
Bismillahi…( Allahu Akbar.3x Senafas) Tawasaltu Bi Sayyidi Wa Habibi Wa Syafii’i Rasulillah Muhammad Ibni Abdullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallama Wa Sayyidil Imami Masyriq Wal Maghrib Asadullahil Gholib Sayyidina Ali Bin Abi Tholib Karamallahu Wajhahu Wa Tilmidzihi Dzul-Iman Laqobuhu Kian Santang, Wal Habib Abdullah Bin Abdul Qodir Bil-Faqih, wal Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bil-Faqih,Wal Habib Alwi Bin Ahmad Bahsin.
Allahumma iyyakana’budu wa iyyaka nasta’iin…….( Niatkan disini hajatmu)…7x
Ihfazhna wa salimna min syarril kholqi ajma’iin.7x
Bihaqqi…. :
Dzikril lisan : Laa ilaha illallah. 165x
Setelah genap jumlah tersebut,sambung dengan ucapan : Muhammadur rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam.
Dzikir Lathifah Qolbi ( Allah…Allah ) Ismu Dzat :
( Qolbi ) 2 jari dibawah susu kiri : 5000 x
( Ruh ) 2 jari dibawah susu kanan : 1000 x
( Sirri ) 2 jari di atas susu kiri : 1000 x
( Khofi ) 2 jari diatas susu kanan : 1000 x
( Akhfa ) ditengah-tengah dada : 1000 x
( Nathiqoh ) ditengah-tengah 2 alis : 1000 x
( Kullu Jasad ) seluruh tubuh : 1000 x
Selanjutnya hidupkan dzikir nafasnya selama kurang lebih 30 menit sambil munajat
Caranya :
Tarik nafas dari bawah pusat sampai ke ubun-ubun, baca :HUU
Turun nafas dari ubun-ubun kebawah susu kanan 2 jari, baca :ALLAH ( sambil munajat kepada Allah )
Sholawat Nuur:
Allahumma sholli ‘ala nuril anwar, wa sirril asror,wa tiryaqil aghyaar, Wa miftahii baabil yasaar, sayyidina muhammadinil mukhtar wa alihil ath-har,wa ashabihil akhyaar, ‘adada ni’amillahi wa ifdhooli. 500 x
( Catatan : Jumlah itu bisa dikurangi semasa awal memulai / belajar )
Dzikir berikut inipun adalah warisan dari Al-Maghfurlah KH.Ali Umar Toyyib yang sangat baik untuk didawamkan / istiqomah. Mengenai dzikir ini terdapat riwayat yang berasal dari Sayyidina Qodhi Abdullah Al-Baghdadi. Beliau bercerita demikian :
“ Saya bermimpi bertemu dengan Nabi SAW, sedangkan wajah beliau pucat karena sedih. Lalu saya bertanya kepada Beliau,” Apakah gerangan penyebab pucatnya wajah paduka ?” Nabi SAW menjawab,” Malam ini ada 1.500 orang dari umatku meninggal dunia. Hanya dua orang dari mereka yang membawa iman sedangkan yang lainnya meninggal su’ul khotimah.!” Kemudian saya bertanya lagi kepada beliau,” Wahai Rasulullah, apakah yang harus dilakukan supaya para pelaku ma’siat dimuka bumi ini meninggal membawa Iman ?” Nabi SAW menjawab,” Ambillah lembaran ini ( dzikir Jalalah ) dan bacalah apa yang tertulis didalamnya. Barang siapa membaca dan membawa serta menyebar luaskannya maka dia termasuk golongan saya dan apabila dia meninggal dunia, maka meninggalnya dengan membawa Iman.”
Inilah redaksi dzikir yang didapat Sayyidina Qodhi Abdullah Al-Baghdadi dari lembaran yang diberikan Rasulullah kepada beliau.
Bismillahir rahmaanir rahiim.
Laa ilaha ilallahul maujuudu fii kulli zamaan. Laa ilaha ilallahul ma’buudu fii kulli makaan.
Laa ilaha ilallahul madzkuru bikulli lisaan. Laa ilaha ilallahul ma’ruufu bil-ihsaan.
Laa ilaha ilallahu kulli yaumiin Huwa fii sya’nin. Laa ilaha ilallahu al-amaan al-amaan.
Min zawalil iimaan wamin fitnatis-syaithoon, Yaa Qodimal ihsaan kam laka ‘alaina min ihsaan. Ihsaanukal qodiim. Yaa hannan Yaa mannaanu Yaa Rohiimu Yaa Rohmaanu Yaa Ghofuuru Yaa Ghoffaru ighfirlanaa warhamnaa wa anta khoirur rohimiin. Wa sholallahu ta’alaa ‘alaa Sayyidina Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa sallama, walhamdulillahi robbil ‘alamiin. Bisirril al-fatehah…
Maka demikianlah kami meletakkan PONDASI IMAN untukmu. Ambil dan pelajari untuk dirimu, dan berniatlah sebagaimana para salafush sholeh berniat. Maka niat itu akan bersambung menjadi mata rantai sampai kepada Rasulullah SAW. Dan berbahagialah bagi mereka yang disebut namanya oleh Beliau SAW didalam majelis Agung, dimana didalamnya adalah para Quthub dan Aulia Allah Subhanahu wa ta’alaa. Jika itu terjadi, kami memohon kepadamu dengan sangat “ SERTAKANLAH KAMI DIDALAM SETIAP DOAMU DAN MASUKKANLAH KAMI DIANTARA DAFTAR NAMA MEREKA YANG KAU KASIHI !”
Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika terjadi kesalahan translet bahasa. Barakalloh…jazakumullah bi ahsanil jaza.
=== Selesai Dzikir Tauhid ===

Tidak ada komentar:

Posting Komentar