Selasa, 16 April 2013

> Meditasi Menuju Kemanunggalan


Meditasi menuju Kemanunggalan ~ Apa yang  sampaikan ini hanyalah sebagai pondasi atau landasan dasar perjalanan menuju Allah, menurut ajaran Ma’rifat Syekh Siti Jenar. Jadi, setelah memperoleh pengalaman spiritual dari lelaku di bawah ini, bukan berarti bahwa perjalanan spiritual sudah diperoleh sempurna. Akan tetapi paling tidak, dengan pengalaman ma’rifat dasar berikut ini akan menjadi awal yang sangat baik untuk melanjutkan lelaku dan pengalaman spiritual lebih lanjut.

Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka praktik meditasi (khalwat, I’tikaf, atau Tahannuts) dilaksanakan dengan urutan-urutan berikut:


a.    Mandi mensucikan jasmani dan rohani niat,”Bismillahirrahmanirrahim. Niyatingsun ngedusi seduluringsun papat, lima pencer, kenem Bumi, kapitu Rasul, Allahu amalkah. Niyatingsun ngedusi badan jasmani, resik jaba suci jero. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.”

b.    Melaksanakan meditasi yang disebut sebagai shalat ma’rifat, dengan tata cara berikut:

1.    Dimuali dari Tafakur atau pemusatan pemikiran dan hati.
Melakukan meditasi sampai ke tubuh, hati, dan pemikiran hingga mencapai gelombang alfa (hening, tenang, tentram, dan damai)

Cara melakukan tafakkur
§         Mengambil napas sekuat mungkin, kemudian napas ditahan   dibagian bawah perut.
§         Membaca wirid dalam hati (kalbu, batin),”Allah, Allah, Allah...” sambil melepaskan nafas secara perlahan-lahan.


“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai (QS. 7: 205).”

§         Dilakukan sekitar 10 x – 41 x, sampai mencapai gelombang alfa.
§         Boleh membaca Asma’ Allah yang lain, sesuai keinginan kita, (utamanya asma ul-husna).


Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaulhusna (nama-nama yang terbaik) ....
(QS. 17: 110).“

2.    Membaca surat Al-fatihah
Caranya: dilakukan dengan menahan napas, cukup 1 – 3 kali.

3.    Mengucapkan niat (afirmasi) dan permohonan do’a iftitah.


"Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau(Q.S. 7: 143)".
“ Ya allah, aku berhasrat menemui dan mengenalmu, jika engkau izinkan, tunjukanlah wajah-Mu padaku, agar aku dapat menyaksikan-Mu (bermusyahadah).

Dilakukan dengan menahan nafas, mengucapkan niat dengan tulus ikhlas, kemudian melepaskannya secara perlahan-lahan.

4.    Membaca Sholawat satu kali, istighfar 3 kali, dan membaca “Hu-Allah” 3 kali.
Dilakukan dengan menahan napas, dan setelah selesai dikeluarkan perlahan-lahan.

5.    Menutup 9 lubang (babahan nawa/hawa sanga), mati sakjeroning urip.

6.    Kembali ke posisi duduk rileks dan mengatur napas, sambil ber-dzikir dalam hati. “Hu – Allah” sebanyak 7 kali.

7.    Membaca: Sahadat Allah “Allah, Allah, Allah lebur badan, dadi nyawa, lebur nyawa dadi cahaya, lebur cahaya dadi idhafi, lebur idhafi dadi rasa, lebur rasa dadi sirna mulih maring sejati, kari amungguh Allah kewala kang langgeng tan kena pati.”

8.    Membaca: “Ashadu-ananingsun, la ilaha rupaningsun,  illallah-pangeraningsun, satuhune ora ana pangeran anging ingsun, kang badan nyawa kabeh” dengan menahan napas.

9.    Selesai melakukan meditasi, ritual ditutup dengan bacaan,”Sabda sukmo, adhep-idhep Allah, kang anembah Allah, kang sinembah Allah, kang murba amisesa.”
(sumber: ajaran ma’rifat Syekh Siti jenar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar