Kamis, 09 Mei 2013

<> Suluk Syech Siti Jenar


Suluk Syech Siti Jenar menceritakan nasib Siti Jenar yang mirip dengan nasib Al-Hallaj. tetapi dalam beberapa hal terdapat perbedaan mendasar tentang penghukuman itu.ddalam pembahasan ini digunakan sebuah Serat yang berjudul Suluk Syech Siti Jenar ( alih aksara oleh Sutarti, 1981 ). 

Suluk ini menceritakan Syech Siti Jenar yang di anggap sebagai wali yang sakti yang berasal dari bangsa sudra. ia mendapat ilmu ketika mendengarkan ajaran Sunan Bonang kepda Sunan Kalijaga waktu Sunan Bonang mengajarkan ilmu di pesisir pantai naik perahu. Syech Siti Jenar lalu mendapatkan Ilham yang kemudian mendirikan ajaran. Ajaran Syech Siti Jenar ini disebut sebagai Tekad
Kajabariyah Kodariyah yang mengakui adanya dzat Allah. Allah mempunyai 20 sifat dianggap melekat dengan dunia dan menjadi zat Allah ( Wujud Mutlak ).
Menurut ajaran ini manusia terdiri atas dua anasir, yakni : 1) Aku (diri) yang sementara yang busuk menjadi tanah. 2) Aku ( Yang Haq ) yang Abadi yang hidup dengan Kayad Hayun, yang tidak merasa sakit dan susah yang mempunyai 20 sifat. Aku mempunyai sifat Jalal dan Kalam. Inilah yang dianggap sebagai Tuhan. Wujud Aku bersama aku, tetapi juga terpisah dengan aku. sifat-sifat-Nya menyusup dalam aku.
 Ajaran Syech Siti Jenar mengangggap bahwa raga yang digunakan untuk hidup ini adalah bangkai. ia mengatakan bahwa hidup ini adalah ”mati” yang mendapatkan siksa ( karena merasa sakit, susah,dan sebagainya ),hal ini seperti di ungkapkan dalam suluk Syeh Siti Jenar sebagai berikut :
Siti Jenar pemengkuning urip
Nyipta rinten-ratri maot purwaning kuna idhup
Ngunandika pangeran Siti Brit
Ngungun rumaket pejah
Kyeh nraka kerasuk
Lara lapa adhem panas
Putek bingung risi susah jroning pati
Seje urip kang mulya
( Syech Siti jenar memandang bahwa dunia ini adalah kematian ,siang-malam memikirkan maut,tetapi merupakan awal dari kehidupan. berfikir Pangeran Siti Brit, terheran bahwa dekat dengan mati banyak yang masuk neraka, merasa sakit susah, panas dingin, kebingungan, risi, susah di dalam mati ).
Karena hidup di dunia dianggap sebagai mati, tujuan di dunia ini ialah mencapai kehidupan yang lepas, yakni kehidupan dengan kayad kayun, suatu kehidupan yang sejati, hidup sebagai Aku,yang bersifat ilahi.
Urip Sak jroning Pati, Pati Sak Jroning Urip ( Sumber : Sastra Sufistik : Bani Sudardi : Hal 102 ).
Bagaimana menurut Anda tentang Suluk Syech Siti Jenar ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar