Suluk Syech Siti Jenar menceritakan nasib Siti Jenar yang mirip dengan nasib Al-Hallaj. tetapi dalam beberapa hal terdapat perbedaan mendasar tentang penghukuman itu.ddalam pembahasan ini digunakan sebuah Serat yang berjudul Suluk Syech Siti Jenar ( alih aksara oleh Sutarti, 1981 ).
Suluk ini menceritakan Syech Siti Jenar
yang di anggap sebagai wali yang sakti yang berasal dari bangsa sudra.
ia mendapat ilmu ketika mendengarkan ajaran Sunan Bonang kepda Sunan
Kalijaga waktu Sunan Bonang mengajarkan ilmu di pesisir pantai naik
perahu. Syech Siti Jenar lalu mendapatkan Ilham yang kemudian mendirikan
ajaran. Ajaran Syech Siti Jenar ini disebut sebagai Tekad
Kajabariyah Kodariyah yang mengakui adanya dzat Allah. Allah mempunyai 20 sifat dianggap melekat dengan dunia dan menjadi zat Allah ( Wujud Mutlak ).
Kajabariyah Kodariyah yang mengakui adanya dzat Allah. Allah mempunyai 20 sifat dianggap melekat dengan dunia dan menjadi zat Allah ( Wujud Mutlak ).
Menurut ajaran ini manusia terdiri atas
dua anasir, yakni : 1) Aku (diri) yang sementara yang busuk menjadi
tanah. 2) Aku ( Yang Haq ) yang Abadi yang hidup dengan Kayad Hayun,
yang tidak merasa sakit dan susah yang mempunyai 20 sifat. Aku mempunyai
sifat Jalal dan Kalam. Inilah yang dianggap sebagai Tuhan. Wujud Aku
bersama aku, tetapi juga terpisah dengan aku. sifat-sifat-Nya menyusup
dalam aku.
Ajaran Syech Siti Jenar mengangggap
bahwa raga yang digunakan untuk hidup ini adalah bangkai. ia mengatakan
bahwa hidup ini adalah ”mati” yang mendapatkan siksa ( karena merasa
sakit, susah,dan sebagainya ),hal ini seperti di ungkapkan dalam suluk
Syeh Siti Jenar sebagai berikut :
Siti Jenar pemengkuning urip
Nyipta rinten-ratri maot purwaning kuna idhup
Ngunandika pangeran Siti Brit
Ngungun rumaket pejah
Kyeh nraka kerasuk
Nyipta rinten-ratri maot purwaning kuna idhup
Ngunandika pangeran Siti Brit
Ngungun rumaket pejah
Kyeh nraka kerasuk
Lara lapa adhem panas
Putek bingung risi susah jroning pati
Seje urip kang mulya
Putek bingung risi susah jroning pati
Seje urip kang mulya
( Syech Siti jenar memandang bahwa dunia
ini adalah kematian ,siang-malam memikirkan maut,tetapi merupakan awal
dari kehidupan. berfikir Pangeran Siti Brit, terheran bahwa dekat dengan
mati banyak yang masuk neraka, merasa sakit susah, panas dingin,
kebingungan, risi, susah di dalam mati ).
Karena hidup di dunia dianggap sebagai
mati, tujuan di dunia ini ialah mencapai kehidupan yang lepas, yakni
kehidupan dengan kayad kayun, suatu kehidupan yang sejati, hidup sebagai
Aku,yang bersifat ilahi.
Urip Sak jroning Pati, Pati Sak Jroning Urip ( Sumber : Sastra Sufistik : Bani Sudardi : Hal 102 ).
Bagaimana menurut Anda tentang Suluk Syech Siti Jenar ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar