Fitrah
sejati dari keberadaan manusia dimuka bumi ini adalah untuk mengenal
Sang Penciptanya. Inilah tuntutan naluriah dari pencarian mendalam
tentang makna hakiki dalam kehidupan. Manusia adalah mahluk paling
sempurna yang pernah diciptakan Allah di muka bumi ini. Bahkan manusia
adalah pencitraan Tuhan Sang Maha Kekal. Seandainya kita tidak mengenal
Allah, maka bagaimana kita dapat menyembah-Nya, memuji-Nya, dan memohon
pertolongan pada-Nya?
Hikmah atau ilmu perlu ada dalam diri manusia untuk mengenal Allah, sebagai Tuhannya. Yaitu dengan menyingkap tirai hitam yang menutupi cerminan Qalbu seseorang, membersihkan dan mengikilaukannya sampai bersih sehingga keindahan Ketuhanan yang terbayang pada cermin Qalbu itu akan tampak. Allah ibarat harta tersembunyi dan Ia ingin di kenal. Maka dijadikan-Nya mahluk untuk mengenal-Nya. Oleh karena itu, manusia hendaknya mencari tahu cara, teknik atau metode serta mencari ilmu untuk mengenal Allah (Makrifatullah).
Allah
Swt, telah berfirman di dalam sebuah hadis qudsi, yang berbunyi, “Aku
laksana harta yang tersembunyi. Aku ingin dikenali. Karena itu, Aku
menciptakan semua mahluk.” Kitalah mahluk yang dimaksud dalam hadis
tersebut untuk mengenal Zat-Nya yang Mahaagung, dan karena itu wajiblah
bagi kita untuk berusaha mengenal-Nya.
Jadi jelas sudah, bahwa tujuan Allah Swt, menciptakan manusia adalah agar mereka mencari ilmu untuk mengenali-Nya. Ada dua peringkat ilmu makrifat. Pertama, ilmu untuk mengenal sifat Allah dan perwujudan kekuasan-Nya. Kedua, ilmu untuk mengenal Zat Allah.
Dalam mengenali sifat-sifat Allah itu, manusia yang masih berdaging dan bertulang ini dapat mengalami dan merasakan hal-hal yang bersifat keduniawian dan keakhiratan, yaitu kita dapat mengenal sifat-sifat Allah melalui pengalaman dan pengamatan terhadap kedua hal tersebut. Tetapi ilmu yang membawa kita kepada pengenalan terhadap Zat Allah terletak dalam Ruh al-Quds (Ruh Suci) yang diberikan kepada manusia agar dapat mengenali rahasia-rahasia Akhirat. Allah menyebutkan perkara ini, seperti dalam firman-Nya:
“.....dan Kami memperkuatnya dengan Ruh al Quds.....” (QS. Al Baqarah 2:87)
Mereka yang mengenal Zat Allah akan memperoleh ilmu melalui Ruh Suci yang terpendam dalam diri mereka masing-masing. Jadi kedua ilmu itu (mengenal Zat dan mengenal sifat Allah) di peroleh dengan ilmu hikmah atau makrifat. Keduanya pun terbagi menjadi dua aspek, yaitu ilmu batin dan ilmu zahir. Kedua ilmu ini penting bagi seseorang yang menginginkan kebaikan dan kebajikan. Pendek kata, ilmu terbagi menjadi dua, yaitu ilmu yang ada di lidah manusia dan yang ada di dalam qalbu manusia. Inilah yang perlu dicapai dari harapan dan tujuan kita, yaitu mengenal Allas Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar